Solo Best Brand and Innovation (SBBI) Award 2020 yang merupakan metamorfosis Solo Best Brand Index dinilai sangat penting bagi pemegang merek. Mereka menjadikan SBBI sebagai tolok ukur produk agar diterima dengan baik oleh masyarakat.
Area Sales & Promotion Manager Wilayah Soloraya PT Indofood Sukses Makmur, Tri Wahyu Priantoro, menyampaikan terima kasih kepada Solopos yang telah melakukan survei best brand kategori mi instan.
“Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada seluruh masyarakat Solo dan sekitarnya yang telah memilih merek Indomie sebagai merek pilihan. Indomie sudah menjadi pilihan variasi menu sehari-hari masyarakat Solo dan sekitarnya,” ujarnya kepada Solopos.com, Rabu (27/5/2020).
Tri menyebut kesan dirinya terhadap SBBI sangat positif karena dengan adanya event ini akan memacu semua pelaku pasar terus meningkatkan kualitas produk. Selain itu, manfaat SBBI adalah bisa dijadikan tolok ukur yang kredibel sehingga bisa memacu para pemegang merek untuk berinovasi.
Di sisi lain, dari tahun ke tahun pihaknya terus berinovasi dengan mengeluarkan produk sesuai dengan selera konsumen. Salah satu contoh yang sudah dilakukan adalah mengeluarkan Indomie rasa Soto Lamongan. Ini adalah salah satu contoh produk untuk mengangkat variasi menu di Indonesia.
“Menu khas yang ada di daerah-daerah Indonesia. Contoh di Indonesia itu, varian soto itu macam-macam, ada Soto Lamongan, Soto Makasar dan soto Banjar. Begitu pula kami, kami sudah mengeluarkan varian-varian sesuai cita rasa masakan khas daerah,” imbuhnya.
SBBI Sebagai Patokan
CEO Candi Elektronik, Ardian Ayat Santiko, mengatakan SBBI merupakan salah satu barometer penting baginya untuk mengukur merek atau tokonya apakah sudah dikenal apa belum. Selain itu, apakah tokonya dicintai, apakah jadi top of mind bagi masyarakat, dan apakah jadi tolok ukur bagi warga Soloraya.
“SBBI ini penting. Kami menganggap SBBI jadi patokan. Merek kami dibandingkan dengan merek lain itu bagaimana. Award ini memacu kami untuk lebih kreatif dan inovatif, tentunya menaikkan merek untuk tahun tahun yang akan datang,” paparnya.
Ardian menjelaskan survei yang dilakukan SBBI ini mewakili kepuasan masyarakat akan produk-produk tertentu. Menurutnya, sesuai dengan tema SBBI kali ini, yakni The Power of Innovation, sangat cocok dengan apa yang telah dilakukan Candi Elektronik dalam hal berinovasi.
Pihaknya terus berinovasi mengikuti tren dan perkembangan zaman. Sebagai contoh, di masa KLB Covid-19, pemerintah mendorong untuk tidak boleh berkerumun, beradaptasi cepat, dan menyiapkan kondisi new normal.
Ini dimanfaatkan Candi Elektronik dengan membuat program yang mendorong konsumen untuk tidak datang ke toko atau bertransaksi secara online. Promo pun digeber dengan belanja di rumah lebih murah. Produk-produk bisa dibeli baik via Whatsapp hingga platform online yang dimiliki tokonya.
Strategi Marketing di Tengah Pandemi
Tak dapat dimungkiri, pandemi Covid-19 mengubah gaya hidup masyarakat. Hal inilah yang menjadi peluang tokonya dengan menerapkan berbagai strategi marketing baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, ia juga berinovasi untuk membidik pasar milenial.
“Kami terus mengerjakan PR, mengikuti perkembangan zaman dan tren. Semoga kami masih terus dipercaya untuk mendapatkan award ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Branch Manager Laboratorium Klinik Prodia Solo, Maria Diah Fibriani, menambahkan SBBI adalah ajang penghargaan yang selalu dinantikan untuk para pemegang brand di Solo.
Menurutnya, mendapatkan penghargaan SBBI merupakan sebuah keberhasilan bagi brand karena telah diterima oleh masyarakat Solo dan menjadi apresiasi terhadap layanan atau produk yang dimiliki.
Keberhasilan semacam itu tentu ini menjadi kebanggaan tersendiri baginya. Selain itu, pihaknya mendapatkan manfaat dari penyelenggaraan SBBI ini.
Pertama, ini membuat Prodia menjadi lebih percaya diri dan semakin bersemangat dalam memberikan layanan yang terbaik untuk masyarakat Solo dan sekitarnya. Kedua, hasil SBBI menjadi acuan dalam menentukan strategi pemasaran yang akan dilakukan. Hasil SBBI dapat dipercaya.
“Kami pun mempelajari hasil riset dan survei SBBI untuk menentukan strategi supaya kami bisa tetap eksis di area Solo dan sekitarnya. Kami melihat sebetulnya apa saja kebutuhan masyarakat Solo yang sangat diharapkan dalam layanan laboratorium diagnostik. Itu yang kami pakai sebagai acuan dalam meningkatkan layanan kami,” kata dia.