Riset panjang dan sistematis menjadi pijakan pemberian penghargaan merek terbaik pada Solo Best Brand and Innovation (SBBI) Award 2020 yang diadakan Juni 2020.
Penghargaan tersebut bisa menjadi rujukan para pengelola merek untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat.
Kelompok jaringan media Solopos, selaku penyelenggara penghargaan ini, menjamin SBBI 2020 dilaksanakan secara objektif berdasarkan kaidah riset pemasaran yang bisa dipertanggungjawabkan.
“Objektivitas sangat penting karena SBBI bukan sekadar penghargaan, tapi juga merupakan hasil riset yang akan menjadi barometer dinamika pasar di Solo dan sekitarnya. Rujukan bagi pelaku usaha maupun konsumen. Dengan objektivitas itu pula berbagai perubahan dari setiap survei bisa menjadi realitas pasar yang sesungguhnya,” kata Koordinator Divisi Riset SBBI 2020, Sholahuddin, kepada Solopos.com, Minggu (3/5/2020).
Hasil riset SBBI 2020 merupakan bukti kredibilitas Solopos Group yang selama 20 tahun melaksanakan kegiatan ini. Solopos mengawali survei merek terbaik dengan Solo Customer Satisfaction Index (SCSI) yang berbasis kepuasan pelanggan.
Selanjutnya, riset merek terbaik dilanjutkan dalam format SBBI yang berbasis kekuatan merek. Selama 20 tahun penyelenggaraan acara ini tidak pernah ada masalah.
Sholahuddin menjelaskan seusai acara anugerah SBBI, Solopos beberapa kali membuat riset evaluasi dengan mewawancarai pemegang merek yang hadir saat acara penganugerahan. Menurutnya, dari tahun ke tahun hasilnya bagus.
Tingkat kepercayaan pemegang merek sangat tinggi kepada hasil riset penganugerahan Solopos. Bahkan, mereka minta riset merek terbaik SBBI 2020 terus dilanjutkan pada tahun-tahun mendatang.
Tiga Jenis Riset Pasar
Pada penghargaan merek terbaik SBBI 2020, penyelenggara membuat tiga jenis riset pasar. Yang pertama riset 66 produk untuk mencari merek terbaik (best brand), lima kategori untuk merek bergengsi (prestigious brand), serta tiga kategori untuk riset inovasi merek (innovation brand).
Ada total 74 produk yang disurvei. Setiap bentuk riset ini dilakukan dengan instrumen yang berbeda.
Dia memaparkan riset merek terbaik SBBI 2020 menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Dengan teknik ini, pengambilan sampel dilakukan dengan menetapkan kriteria khusus agar individu bisa menjadi responden.
Jumlah total sampel riset SBBI 2020 adalah 14.103 yang tersebar di Kota Solo dan daerah sekitarnya. Daerah tersebut antara lain Solo Baru, Kartasura, Colomadu, dan Palur. Jumlah belasan ribu sampel itu diyakini bisa mewakili pasar Solo dan sekitarnya.
Sementara itu, pengambilan data dilakukan secara tatap muka dengan responden. Pengambilan data oleh enumerator yang terlatih dan berpengalaman. Hasil kerja enumerator akan diteliti oleh tim quality control (QC).
Bila hasil kerja enumerator ada yang kurang, tim QC akan meminta enumerator untuk melengkapi dengan wawancara ulang. Sebagian responden akan dikontak ulang tim QC untuk memastikan jawaban dari kuesioner benar-benar hasil wawancara enumerator kepada responden.
Hasil kerja enumerator akan diolah tim QC. Hasil kerja tim QC akan dikontrol lagi oleh tim Solo Research, sebagai penyelenggara riset merek terbaik SBBI 2020. Merek dengan indeks hasil proses panjang ini kemudian ditetapkan sebagai pemenang SBBI untuk diberi penghargaan.
Prosedur panjang ini untuk memastikan data hasil riset SBBI 2020 benar-benar mencerminkan fakta di pasar. Dengan demikian, pemilik merek tak perlu ragu akan hasil survei ini.