Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the learnpress domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/institute/wp/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the learnpress domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/institute/wp/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the thim-core domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/institute/wp/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the woocommerce domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/institute/wp/wp-includes/functions.php on line 6114
Panjang Umur Pasar Tiban Cantel Kulon – Solopos Institute

Blog

Panjang Umur Pasar Tiban Cantel Kulon

Apa yang membuat Pasar Tiban Cantel Kulon bertahan lama? Jawabannya sikap saling menghargai antarpenjual maupun pembeli.

 

Solopos.com, SOLO—Kemajuan Kabupaten Sragen didukung semangat dan kerukunan warganya. Kegiatan-kegiatan diciptakan dari desa, kelurahan, maupun kecamatan.

Salah satunya di desa yang letaknya tak jauh dari jalan raya Sukowati. Desa Cantel Kulon namanya. Di desa itu, penduduknya hidup dengan suasana aman dan tenteram. Mereka hidup berdampingan dengan rumah masa depan atau tempat istirahat terakhir warga Sragen, yaitu permakaman yang terkenal dengan nama permakaman Manding.

Orang yang tak terbiasa masuk Desa Cantel Kulon biasanya merasa merinding. Banyak dari mereka yang berkata, “Apa tidak takut jejer Manding?“
Pertanyaan itu terkadang membuat saya merinding juga. Saya membayangkan jika malam terasa sepi seperti kuburan.

Nah, pada saat ada orang yang meninggal, orang-orang yang tinggal di sekitar Manding sering merasakan tanda-tandanya. Ada bau bunga yang harum, bayangan yang berjalan, bahkan sampai terbawa ke mimpi saat ada yang mau meninggal.

Dulunya Manding ini tidak ditembok pinggirnya. Limasan-limasan/kuburan nampak dari rumah warga yang ada di sekitarnya. Warga yang tinggal di Cantel Kulon, karyawan pabrik, PNS, karyawan toko, dan wiraswasta, tenang-tenang saja tinggal di tempat itu. Mereka tidak terpengaruh dengan pertanyaan-pertanyaan orang. Saat malam datang, mereka biasa saja melewati jalanan dekat permakaman.

Manding bukan menjadi alasan warga Cantel Kulon berdiam diri, menarik diri dari wilayah lain. Sebaliknya, mereka selalu berinovasi dan berkarya supaya Desa Cantel Kulon bisa terkenal di Kabupaten Sragen. Banyak kegiatan di sana yang diberi nama Cantel Kulon supaya wilayah tersebut bisa terkenal.

Salah satu kegiatan warga Cantel Kulon adalah Pasar Tiban Cantel Kulon. Pasar Tiban ini dilaksanakan setiap bulan di pekan terakhir. Penjualnya adalah sebagian besar warga Cantel Kulon.

Tujuan diadakan Pasar Tiban adalah mempererat tali persaudaraan dan memperkenalkan kreativitas warga. Melalui kegiatan itu diharapkan sumber daya warga meningkat karena pendapatan mereka juga naik. Biaya pengadaan Pasar Tiban murni dari warga Cantel Kulon sendiri.

Yang dijual di Pasar Tiban Cantel Kulon beraneka ragam. Ada makanan dan minuman produksi warga Cantel Kulon, sembako, aneka masker, macam-macam mainan anak, baju, keset, dan lain sebagainya. Ada pula hiburan musik dan lagu.

Sebelum Pasar Tiban dibuka dimulai, warga mengadakan senam pagi untuk masyarakat Cantel Kulon. Mereka yang membuka dhasaran biasanya ikut kegiatan itu. Begitu pun para pengunjung Pasar Tiban, baik itu dari Cantel Wetan dan Kulon.

Kegiatan Pasar Tiban Cantel Kulon ini juga mendapat apresiasi bagus dari Lurah Sragen Kulon, Dinas Pariwisata Sragen, dan anggota DPRD Sragen. Semua warga Cantel Kulon, baik laki, perempuan, muda, tua, semua guyup rukun memeriahkan Pasar Tiban ini.

Keanekaragaman penduduk yang menjajakan dagangan di sepanjang jalan Cantel Kulon tidak membuat pedagang satu dengan yang lainnya merasa tersaingi. Mereka saling menyapa, saling tersenyum, dan selalu rukun. Sikap saling menghargai dagangan yang dijajakan inilah yang membuat pengunjung semakin banyak dari waktu ke waktu.

Adanya Pasar Tiban Cantel Kulon ini semakin meningkatkan rasa toleransi di antara pedagang satu dengan pedagang lainnya. Pun antara pembeli satu dengan pembeli lainnya.

Sikap para pedagang dan konsumen di Pasar Tiban Cantel Kulon yang saling menghargai dan menghormati satu sama lain membuat event itu bertahan lama. Konflik tak pernah ada selama berlangsungnya Pasar Tiban Cantel Kulon.

Jadi, yang harus kita pahami bersama toleransi bukan hanya milik orang-orang yang berpendidikan. Namun, toleransi muncul di mana-mana dan milik siapa saja. Semua masalah bisa teratasi, salah satunya dengan toleransi.

Sri Wahyuningsih

Penulis adalah guru di SMKN 3 Sukoharjo.

Sumber:https://www.solopos.com/panjang-umur-pasar-tiban-cantel-kulon-1266878?utm_source=terkini_desktop