Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the learnpress domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/institute/wp/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the learnpress domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/institute/wp/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the thim-core domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/institute/wp/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the woocommerce domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/institute/wp/wp-includes/functions.php on line 6114
Aku dan Tai Chi – Solopos Institute

Blog

Aku dan Tai Chi

Tiap kali tahun baru Imlek datang, peserta senam tai chi selalu tampil. Mereka yang muslim dan berhijab tetap tampil dengan identitas itu.

Solopos.com, SOLO—Sebelumnya aku hampir tidak pernah mendengar soal tai chi. Dan aku yakin, banyak yang belum mengenal tentang tai chi, bahkan mungkin baru mendengar istilah tai chi setelah membaca tulisanku ini.

Selama ini, hampir tidak ada berita mengenai tai chi. Aku pun baru tahu tentang tai chi secara tidak sengaja. Waktu itu, aku melihat ada senam tai chi di sebuah mal. Aktivitas tersebut ternyata sudah lama. Mereka rutin latihan di tempat itu setiap Minggu pagi.

Sebelum aku menceritakan tentang pengalamanku bersama tai chi, akan kuceritakan lebih dahulu tentang apa itu tai chi. Tai chi adalah ilmu bela diri asal China yang fokus pada keseimbangan energi chi dalam tubuh manusia.

Tai chi dikenal sebagai ilmu bela diri unik karena gerakannya yang lambat, tidak menunjukkan kekuatan, dan tampak menyerupai senam. Itulah kenapa di Indonesia lebih dikenal dengan nama senam tai chi.

Tai chi merupakan senam yang terdiri atas berbagai urutan gerakan untuk melatih koordinasi tubuh dan keseimbangan. Senam tai chi ini merupakan kombinasi meditasi, pengaturan pernapasan, dan berbagai gerakan berkecepatan lambat.

Gerakan-gerakan yang dilakukan menyerupai aliran air yang tenang. Itulah mengapa orang yang berlatih tai chi perlahan-lahan memasuki kondisi yang sangat rileks layaknya bermeditasi. Namun, pada saat bersamaan, tubuh kita tetap bekerja untuk menopang kita dengan mantap.

Jika Anda penggemar olahraga yoga atau pilates, Anda juga harus mencoba tai chi. Perkenalanku dengan tai chi dimulai pada Maret 2016. Di Minggu pagi yang cerah, langkah kakiku menuju halaman sebuah mal di kotaku. Tempat tersebut biasa digunakan untuk olahraga pagi masyarakat umum. Di tempat itu digelar dua macam olahraga, aerobik dan tai chi. Pada saat datang kali pertama, aku belum tahu kalau nama senam itu adalah tai chi. Sementara, aerobik sudah familier bagiku.

Irama senam tai chi membuatku tertarik untuk mendekat lalu merapat dan akhirnya mengikuti gerakan senam tai chi. Irama senam tai chi menggunakan musik china yang lembut. Musik itulah yang mengusik telingaku dan menarikku untuk ingin tahu lebih banyak tentang senam tai chi.

Padahal, sejak awal aku tidak begitu suka dengan senam, entah senam apa pun jenisnya, aku tidak suka. Tapi, begitu melihat senam tai chi, tiba-tiba saja aku ingin mendekat dan secara tidak sengaja mengikuti gerakan-gerakannya. Ternyata aku bisa mengikuti gerakan senam tersebut sampai selesai.

Yang juga membuat aku terkejut saat kali pertama melihat senam tai chi adalah keberagamannya. Hal itu terlihat mulai dari instrukturnya, musiknya, bahasanya, dan pesertanya. Semua menyatu dalam toleransi yang indah.

Instruktur senam tai chi tersebut ada lima orang, semuanya keturunan China. Namun, mereka tidak membeda-bedakan peserta. Semua dibimbing dan diajari dengan telaten. Dengan begitu, kami akhirnya melakukan gerakan yang benar dan dapat merasakan manfaat dari setiap gerakan senam tai chi.

Lagu Nasional

Gerakan senam tai chi tidak bisa dilakukan asal-asalan karena tidak akan memberikan manfaat. Menurut keterangan instrukturnya, manfaat senam tai chi di antaranya adalah meningkatkan kelenturan dan keseimbangan badan serta mampu memperkuat otot. Instruktur itu juga mengatakan dampak dari fokus berlatih tai chi adalah melatih konsentrasi, mengendalikan pernapasan, dan mengatur irama tubuh layaknya air yang mengalir.

Musik yang digunakan dalam senam tai chi tidak hanya musik dari China. Gerakan atau jurus-jurus tai chi sangat banyak dan beragam. Setiap jurus menggunakan musik yang berbeda. Setiap jurus mempunyai variasi musik yang lebih dari satu. Bahkan ada yang musiknya adalah musik dari lagu nasional Indonesia. Jadi, dari musiknya saja sudah ada keberagaman karena tidak melulu menggunakan musik China, negara asal senam tersebut.

Yang menyenangkan, banyak peserta senam bukan dari etnis China meskipun ada juga beberapa yang etnis China. Peserta senam tai chi yang perempuan hampir semua berhijab. Aku melihat tidak ada jarak antara peserta dengan peserta lainnya meskipun mereka berbeda etnis. Begitu pula hubungan peserta dengan instrukturnya. Mereka begitu akrab dan hangat.

Perbedaan etnis, suku, dan agama tidak menjadi soal. Mereka bercanda seperti saudara, seperti tidak batas. Mungkin inilah yang membuatku nyaman mengikuti senam tai chi ini. Meski aku adalah pendatang baru, tapi aku diterima dengan sangat terbuka.

Kali pertama datang, aku memang agak terlambat karena senamnya sudah berlangsung selama beberapa saat. Waktu itu semua terasa baru bagiku. Gerakanku masih kaku dan mungkin tidak sesuai yang dicontohkan hingga akhirnya salah satu instruktur mendekat dan mengarahkanku bagaimana cara yang benar.

Dengan sabar dan telaten, dia mengajariku sekaligus memberitahuku tentang manfaat setiap gerakan. Aku pun mengikuti arahan dan mendengarkannya dengan senang hati.

Aku suka dengan gerakan senam ini. Gerakannya lambat dan pelan-pelan sehingga aku bisa mengatur napas serta tidak terburu-buru. Meskipun begitu, keringat yang keluar sangat banyak. Sejak itu, aku rutin mengikuti senam tai chi setiap Minggu pagi sampai saat ini.

Yang lagi-lagi membuatku kagum, ternyata komunitas tai chi kami ini selalu diminta perform di setiap acara menyambut tahun baru Imlek. Padahal kami jelas-jelas bukan keturunan China diminta.

Di sinilah keharmonisan terjadi. Menjelang tahun baru Imlek, beberapa peserta tai chi yang waktunya longgar akan dilatih secara intensif tentang jurus-jurus tai chi yang akan ditampilkan di panggung. Kami akan perform di beberapa mal dikotaku. Seperti artis saja. Kami peserta senam tai chi melakukan road show.

Menjelang tahun baru Imlek, latihan kami menjadi makin intensif. Kami makin sibuk seperti artis Ibu Kota akan perform di berbagai mal. Pada saat perform, kami yang muslim tetap menggunakan hijab kami dan mengunakan pakaian adat China yaitu cheong sam. Jadi meskipun kami perform di acara Imlek, identitas kami sebagai muslim tetap terlihat jelas. Pertunjukan itu menunjukkan tingginya toleransi yang terjadi.

Dari sekian banyak yang perform, semua saling mendukung dalam keberagaman. Itu terjadi karena para peserta terdiri atas berbagai agama, berbagai keturunan, berbagai usia, dan berbagai budaya, bahkan dari berbagai daerah.

Semuanya tampil dengan identitas masing-masing. Tidak ada saling ejak dan tidak ada saling membandingkan. Yang ada hanya saling mendukung dan sangat terasa sekali nuansa Bhineka Tunggal Ika itu. Begitulah sekilas ceritaku tentang keberagaman dalam komunitas senam tai chi di kotaku.

KHUSNUL KHOTIMAH

Penulis adalah guru di SMAN 1 Sukoharjo

Sumber:https://www.solopos.com/aku-dan-tai-chi-1267782?utm_source=terkini_desktop