Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah 7 Jawa Tengah, Suyanta, mengapresiasi program literasi keberagaman di SMA/SMK di Soloraya yang diluncurkan Solopos Institute.
Solopos.com,SOLO–Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah 7 Jawa Tengah, Suyanta, mengapresiasi program literasi keberagaman di SMA/SMK di Soloraya yang diluncurkan Solopos Institute. Dia berharap program ini akan melahirkan agen-agen perubahan karakter baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.
“Saya sangat tertartik dan siap berpartisipasi dalam program ini,” ujar Suyanta di ruang kerjanya di Graha Soloraya, Jl. Slamet Riyadi No. 1 Solo, Kamis (8/10/2020). Suyanta mengemukakan hal tersebut kepada tim Solopos Institute yang menemuinya untuk mengenalkan program literasi keberagaman.
Tim Solopos Institute yang hadir antara lain Sholahuddin selaku Project Leader program literasi keberagaman, angggota tim penulis modul, Syifaul Arifin dan Project Officer Amar Benni Nugroho.
Suyanta menyatakan sekolah masih memiliki beberapa kelemahan, khususnya di bidang pengembangan literasi maupun pendidikan karakter. Dia banyak bercerita tentang kondisi di sekolah yang memerlukan peningkatan pemahaman keberagaman. Dengan demikian kehadiran program literasi keberagaman ini sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Apalagi pengembangan literasi juga menjadi bagian dari program merdeka belajar yang digagas oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan . Kepada tim Solopos Institute, dia berharap program ini bisa mendorong sekolah sebagai agen perubahan pengembangan karakter, bukan hanya untuk lingkungan sekolah tapi juga untuk masyarakat luas.
“Good School make good society atau sekolah yang baik harus bisa menciptakan masyarakat yang baik pula,” ujarnya berharap. Karena itu dia siap untuk memberi rekomendasi pelaksanaan program literasi keberagaman, khususnya yang menjadi wilayah kerjanyanya di Solo dan Sukoharjo.
Keberagaman Sebagai Keniscayaan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Solopos Institute mengembangkan program Internalisasi Literasi Keberagaman Melalui Jurnalisme untuk Guru dan Pelajar di SMA/SMK di Soloraya. Program dimulai 3 Agustus 2020 hingga satu tahun ke depan ini berlokasi di 8 sekolah yang tersebar di Kota Solo, Sukoharjo, Karanganyar, dan Klaten.
Senada dengan Suyanta, pada workshop diseminasi hasil riset baseline literasi keberagaman pada Selasa (29/9/2020) pekan lalu, para kepala sekolah dan 32 guru calon fasilitator pada program literasi keberagaman juga sangat mengapresiasi program ini. Agung Wijayanto, Kepala Sekolah SMAN 3 Solo, mengatakan tema keberagaman sangat diperlukan karena mulai muncul gejala di dunia pendidikan yang mengkhususkan pada orientasi tertentu.
Padahal keberagaman merupakan kenyataan dari Sabang sampai Merauke. Rokhani, Kepala Sekolah SMKN 3 Sukoharjo juga menyatakan keberagaman sebagai keniscayaan. Kesadaran akan keberagaman bisa menciptakan keharmonisan baik di sekolah maupun di masyarakat.
Pada workshop diseminasi tersebut banyak masukan tentang modul yang akan dikembangkan tim Solopos Institute. Para guru maupun kepala sekolah berharap modul disesuaikan dengan karakter remaja yang suka sesuatu yang menghibur sebagaimana hasil riset baseline. (Tim Solopos)